
PLN Indonesia Power (PLN IP) bakal menambah kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 2,4 gigawatt (GW) hingga 2035.
“PLN IP akan mengembangkan pembangkit listrik EBT dengan kapasitas hingga 2,4 GW hingga 2035. proyek ini didominasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)” tutur Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra, dikutip dari siaran pers, Minggu (16/2/2025).
Edwin melanjutkan, pengembangan pembangkit tersebut dilaksanakan dalam dua megaproyek EBT di Tanah Air yakni Hijaunesia dan Hydronesia.
Proyek Hijaunesia ditarget mengembangkan pembangkit EBT dengan total kapasitas 1,055 GW yang terdiri dari 12 PLTS dan satu pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Sedangkan Proyek Hydronesia ditarget mengembangkan pembangkit EBT dengan total kapasitas 1,345 GW.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dalam Proyek Hydronesia direncanakan akan rampung secara bertahap di tahun 2035.
“Hijaunesia dan Hydronesia tidak hanya pengembangan EBT semata, tetapi juga sebagai implementasi Sub Holding PLN IP dalam aspek environmental, social and governance (ESG),” kata Edwin.
Terbesar
Edwi menuturkan, anak perusahaan PLN tersebut saat ini merupakan perusahaan pembangkit listrik terbesar se-Asia Tenggara dengan total kapasitas pembangkit 21,5 GW.
Dia menambahkan, kapasitas pembangkit dari perusahaan akan terus bertambah seiring dengan pembanguan pembangkit listrik berbasis EBT.
“Pengembangan EBT merupakan sebuah keharusan sebagai bentuk komitmen kami dalam melaksanakan transisi energi untuk membantu pemerintah dalam mencapai net zero emission pada 2060,” papar Edwin.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN IP Bernadus Sudarmanta mengatakan, selain menjalankan Hijaunesia dan Hydronesia, perusahaan juga tengah menggaet investor.
Salah satunya dilakukan dilakukan dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025.
“Melalui forum ini, PLN IP terus berupaya untuk menggaet investor global untuk mengakselerasi EBT di Indonesia,” tutur Bernadus.
No responses yet