Kopi dan cemilan pun sudah hampir habis ketika imam salah satu temanku berkata “kapan nih kita jalan2 lagi? ” Sekedar info saja bahwa pada waktu itu kami juga sering melakukan kegiatan2 outdoor seperti naik gunung ataupun touring2 menggunakan sepeda motor.. Lalu spontan ku jawab gimana kalau kita ke gunung kencana saja? Seketika teman2 ku berkata.. Gunung kencana? Dimana tuh? Lalu aku menjelaskan kalau gunung kencana ada di bogor masih sekitaran daerah puncak yang dimana kita masih bisa “tektok” Karena mengingat gunung ini tidak terlalu tinggi lalu teman2 ku pun meng “iya” Kan usul ku itu dan pada saat itu kami pun sepakat untuk berangkat besok pagi..
Tepat jam 2 siang kami pun sudah berkumpul padahal di perjanjian awal kami berniat berangkat jam 10 ya mungkin efek semalam tidur terlalu malam hingga akhirnya kami pun ngaret..
Kami memulai perjalanan dengan lancar sampai ketika memasuki daerah cibinong Michael yang tidak lain adalah sepupu saya tiba2 berhenti dia melihat2 maps di gadget nya lalu berkata kepada kami bahwa mulai dari bogor kota sampai puncak macet lalu kami pun berdiskusi kecil dan memutuskan untuk mencari jalan alternatif yaitu lewat sentul – babakan madang – lalu tembus di daerah bukit pelangi ya lumayan lah untuk menghindari kemacetan pada saat itu..
Tiba lah kami di daerah cisarua dan benar saja traffic pada saat itu benar-benar parah sampai motor pun stuck akhirnya Michael pun membuka maps nya lagi untuk mencari jalan alternatif sampai kami pun di arahkan menuju jalan perkampungan yang sempit dengan harapan bisa menghindari kemacetan dan bisa langsung tembus ke tempat yang kami tuju..
Waktu menunjukkan jam 4 sore tetapi kami masih berputar2 menelusuri jalan perkampungan sampai kami tiba pada suatu tempat seperti lapangan yang luas dan sudah jarang rumah penduduk dan Michael pun berkata bahwa sinyal di HP nya hilang sehingga dia tidak bisa membaca maps lagi kami pun berhenti sejenak..
Pada momen itu ada perselisihan kecil diantara kami sebagian ada yang ingin putar balik sebagian ada yang ingin meneruskan akan tetapi dengan pertimbangan2 yang ada akhirnya kami pun memutuskan untuk lanjut walau tidak tergantung dengan bantuan Google maps..
Hari semakin senja ketika jalan yang kami lalui menjurus ke sebuah bukit dimana di bukit itu dipenuhi dengan pohon-pohon pinus dan saya masih ingat betul sebelum melewati bukit itu kami harus menyebrangi sungai kecil dengan kedalaman kurang lebih 4 meter dan kami pun harus bergantian melewati nya mengingat jembatan yang terbuat dari kayu diatasnya
Semakin lama jalan yang kami lewati semakin ekstrim bukan lagi tanah tetapi bebatuan yang besar2 sampai pada akhirnya salah satu kendaraan kami mengalami trouble ya maklum saja rata2 kami mengendarai motor matic yang dimana seharusnya jalan seperti ini dilalui oleh motor2 trail..
Kami pun terus menelusuri jalan itu sampai kami rasa kendaraan kami tidak memungkinkan untuk dipaksakan akhirnya terpaksa kami tuntun kendaraan kami masing2..
Di sela2 menuntun kendaraan kami dihadapkan dengan jalan dengan tikungan tajam dan dari kejauhan saya seperti melihat ada bangunan seperti villa di tikungan itu dan ketika semakin mendekat benar saja ada bangunan seperti villa yang letaknya sekitar 30 meter dari bibir jalan.. Entah kenapa saya seperti ” Terpukau ” Oleh villa itu karena kalau dilihat bangunannya seperti rumah elit dengan gaya seperti tahun 80an ditambah perkarangan depan yang luas dan view langsung menghadap gunung gede pangrango akan tetapi ada pertanyaan yang mengganjal di pikiran saya kenapa ya di tempat terpelosok ini ada villa sebagus ini ? Bahkan aksesnya pun sangat sulit terjangkau..
15 menit setelah melewati villa tersebut jalan di depan kami sudah landai dan motor pun sudah kami naiki sampai kami pun menemui pertigaan yang dimana di kanan jalan ada semacam warung dan kami pun memutuskan untuk break sejenak karna salah satu motor kami mengalami trouble pada saat itu..
Kami pun memesan mie instan dan kopi hitam di warung itu dan di sela2 istirahat saya pun bertanya kepada bapak penjaga warung itu.. “Pak punten kalau ke gunung kencana masih jauh ya dari sini? Lalu bapak itu menjawab wah masih jauh dek itu pun jalannya ekstrim kalo mau lewat masjid at taun nanti ada telaga nah adek turun kesitu ikutin aja jalan yang ada kebun tehnya ” Jawab si bapak dan kami pun terdiam bingung untuk memutuskan mau lanjut atau tidak
Di tengah kebingungan aku pun mengambil keputusan kalau kami tidak akan melanjutkan tetapi kami pun tidak juga pulang saat itu juga dikarenakan kondisi motor yang tidak memungkinkan dan akhirnya akupun memutuskan untuk menginap saat itu dan untungnya teman 2 ku pun setuju untuk menginap pada malam itu..
Seketika akupun ingat dengan villa yang aku temui di pertigaan jalan yang kami lewati tadi lalu aku bertanya pada bapak penjaga warung..
Saya : Pak mau tanya kalau villa yang di bawah itu disewakan atau tidak ya?
Penjaga warung : Oh yang dibawah itu ya? Dulu sih sering di sewain tapi kalo sekarang saya tidak tau karena yang jaga bukan saya tapi kalo adek mau sewa nanti saya coba tanyakan sama yang jaga kebetulan juga saya kenal sama yang jaga
Saya : Oh boleh pak minta tolong tanyakan untuk 1 malam saja
Penjaga warung : oke nanti saya tanyakan
Tak lama setelah dihubungi datanglah pria paruh baya dengan style ciri khas akang2 penjaga vila ( pakai jaket dealer motor, kalungan sarung dan tidak lupa memakai kupluk)
Penjaga villa : ade yang mau booking vila ya?
Saya: oh iya kang kami berlima mau booking villa
Penjaga villa : oh gitu kalo mau villa nya yang deket jalan raya aja kebetulan lagi kosong belum ada yang isi
Saya : kalau misalkan saya booking villa yang dibawah pas tikungan itu bisa pak? Soalnya motor kami ga bisa jalan jauh pak takutnya trouble di tengah jalan
Mendengar ucapan saya bapak penjaga vila pun berbisik2 dengan bapak penjaga warung lalu mereka pun meminta izin untuk meninggalkan kami sebentar..
“Kalian tunggu disini dulu ya saya mau cek dulu vilanya” Ucap si bapak dan kami pun menunggu diwarung itu..
15 menit setelah kedua bapak2 itu pergi akhirnya mereka pun kembali ” Dek ayo mangga villa nya udah siap ” Dan kami pun diantarnya menuju vila tersebut dan ketika baru memasuki gerbang depan vila saya pun terkejut karena seingat saya ketika melihat villa itu tadi sore dalam penglihatan saya terlihat rapi/bagus tetapi begitu kami memasuki nya vila itu tampak kusam dan banyak ilalang disekeliling nya seperti vila yang sudah lama tidak keurus akan tetapi aku tidak mau ambil pusing mungkin saja karena efek kelelahan mendorong motor jadi aku tidak fokus mengamatinya..
Kami pun diajak masuk melihat isi villa tersebut lalu bapak penjaga vila meminta kami untuk berkumpul dan dia berkata dengan nada yang pelan tapi sedikit serius.. ” Sebelumnya saya minta maaf sama adek2 semua kalian bisa menyewa villa ini tapi ” Tidak full satu villa” Maksudnya tidak full satu vila ini adalah kami hanya boleh mengakses dari kamar depan, ruang tamu, dan toilet saja selebihnya seperti dapur belakang dan lantai 2 tidak boleh.. Terdengar agak aneh memang tapi kami pun tidak masalah toh kami hanya ingin numpang tidur semalam dan esok paginya kami langsung pulang
Setelah deal dengan harga sewa 200 ribu semalam ( termasuk murah menurut saya walau tidak menyewa full satu rumah ) kedua bapak itu pun pergi meninggalkan kami dan bapak penjaga vila itu pun berpesan kalau perlu apa2 hubungi saja bapak penjaga warung karena dia bilang dia juga menjaga vila lain selain yang kami tempati..
Sekitar pukul 9 malam kami pun duduk2 di halaman depan sambil menikmati pemandangan city light kota bogor dan tampak dari kejauhan terlihat samar2 gunung gede pangrango yang berdiri gagah ah..memang syahdu sekali malam itu sampai suatu ketika terdengar ” Gubrak ” seperti barang jatuh dari dalam villa sontak kami pun terdiam dan bertanya2 ” Eh suara apa tuh? ” Lalu imam pun mengecek kedalam dan dia bilang tidak ada apa2..
5 menit setelah terdengar suara benda jatuh kami pun dikagetkan dengan suara aneh lagi kali ini terdengar seperti suara air mengalir tetapi sumber suara kali ini ada di lantai 2 yang dimana kata bapak penjaga villa dilantai atas ada 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi..
Karena sudah merasakan hal yang aneh kami pun bergegas masuk kamar dan berencana langsung tidur akan tetapi mata ini sulit untuk di pejamkan sampai suatu ketika saya mendengar suara langkah kaki dari luar kamar saya..
Semakin lama saya perhatikan suara langkah kaki pun makin terdengar jelas dan yang membuat saya merinding tercium seperti bau prengus kambing ( rasanya seperti ada di dalam kandang kambing) padahal seingat saya tidak ada orang yang memelihara kambing disekitar sini..
Di tengah-tengah ketakutan saya michael yang tidur disebelah saya tiba tiba..
Bersambung….