Toko-toko serba ada di Jepang berperan sebagai tempat perlindungan lokal

Toko-toko serba ada di Jepang berperan sebagai tempat perlindungan lokal
Image by Mainichi News

Toko-toko swalayan di Jepang mengambil alih tugas-tugas yang sebelumnya ditangani oleh pos-pos polisi setempat yang jumlahnya semakin sedikit, dengan menerapkan langkah-langkah untuk menanggapi keadaan darurat termasuk yang melibatkan wanita dan anak-anak. Dalam beberapa kasus, karyawan dipaksa untuk membuat keputusan hidup atau mati.

Memanfaatkan jam operasional sebagian besar toko serba ada selama 24/7, konsorsium Asosiasi Waralaba Jepang (JFA) yang terdiri dari tujuh operator jaringan toko meluncurkan kampanye “stasiun keselamatan” pada tahun 1990-an. Awalnya merupakan upaya regional, kampanye ini menjadi nasional pada tahun 2005 setelah Badan Kepolisian Nasional (NPA) meminta kerja sama, melihat potensi toko-toko tersebut untuk secara efektif memperkuat keselamatan masyarakat.

Kegiatan utamanya meliputi penanganan perempuan dan anak-anak yang sedang mengalami krisis, penanganan lansia yang diduga menderita demensia, dan pencegahan kejahatan remaja, dengan total sekitar 10 kategori.

Penyebabnya adalah karena menurunnya jumlah kantor polisi dan pos polisi setempat atau “koban” di seluruh negeri. Jumlah koban telah menurun dari 6.455 pada tahun 2005 menjadi 6.215 pada tahun 2024, sementara jumlah kantor polisi, tempat tinggal petugas, telah menurun dari 7.333 pada tahun 2005 menjadi 5.923 pada tahun 2024. Pada saat yang sama, jumlah toko serba ada telah meningkat dari 42.643 toko pada tahun 2005 menjadi 57.019 pada tahun 2023.

Selengkapnya di Mainichi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *